Manfaat Minyak Atsiri Jahe bagi Kesehatan

Minyak atsiri merupakan campuran dari berbagai senyawa organik yang berwujud cairan yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan (Hardjono, 2004).

Minyak atsiri bersifat mudah menguap, mudah larut dalam pelarut organik serta mempunyai aroma yang khas sesuai dengan jenis tanamannya. Umumnya minyak atsiri dimanfaatkan sebagai bahan pengolahan makanan, bahan kosmetik dan bahan obat-obatan. Pada pengolahan makanan biasanya digunakan sebagai penyedap masakan; pada kosmetik digunakan ebagai pewangi; dan bisa pula digunakan sebagai bahan obat atau aromaterapi (Gusmalini, 1987).

Kegunaan minyak atsiri yang beragam ini pun menyebabkan minyak atsiri menjadi salah satu komoditi ekspor yang menghasilkan devisa cukup tinggi bagi Indonesia. Setiap tahun konsumsi minyak atsiri dunia beserta turunannya meningkat sekitar 8– 10%. Selain itu kecenderungan konsumen untuk berpindah dari pola hidup mengkonsumsi bahan-bahan mengandung senyawa sintetik ke bahan alami turut mendongkrak permintaan minyak atsiri. Apalagi produk-produk olahan minyak atsiri belum dapat digantikan oleh bahan sintetis (Julianto, 2016).

Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri adalah jahe (Zingiber officinale Rosc.). Jahe adalah jenis rempah yang populer di masyarakat Indonesia karena memiliki manfaat bagi kesehatan. Komponen kimia yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati resin, asam-asam organik, asam malat, asam oksalat dan gingerin (Sayuti dan Yenrina, 2015).

Selama ribuan tahun, jahe telah digunakan dalam pengobatan tradisional karena kemampuannya untuk meredakan peradangan, demam, pilek, gangguan pernapasan, mual, gangguan menstruasi, sakit perut, radang sendi, dan rematik.

Secara tradisional, jahe juga telah digunakan sebagai pengawet makanan, anti-mikroba yang mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, dan telah digunakan sebagai rempah-rempah karena khasiatnya dalam memberi rasa dan mengobati pencernaan.

Dalam pengobatan Ayurveda, minyak atsiri jahe secara tradisional dipercaya dapat meredakan kesulitan emosional seperti kegugupan, kesedihan, rasa percaya diri yang rendah, dan kurangnya antusiasme.

Minyak atsiri jahe memiliki warna kuning bening hingga kuning tua. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan adanya aroma khas pada jahe adalah zingiberen, gingerol, shagaol, dan resin. Terdapat 40 hidrokarbon monoterpenoid lain yang berbeda seperti 1,8–cineole, linalool, borneol, neral dan geraniol (Mardiansyah et al, 2016).

Minyak atsiri jahe merupakan salah satu produk yang memberikan peranan bagi perekonomian Indonesia. Minyak atsiri yang berasal dari jahe dapat dijadikan salah satu usaha yang memiliki potensial tinggi karenanya minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman jahe mempunyai nilai cukup tinggi di pasar dunia. Harga minyak jahe dalam perdagangan dunia mencapai Rp 500.000–600.000/kg dan Oleoresin Jahe sebesar Rp 110.000,-/kg. Produksi jahe di Indonesia pun cukup besar yaitu berkisar 216.586.662 kg dan untuk wilayah Lampung berkisar 2.257.289 kg (BPS, 2017).

Manfaat kesehatan dari minyak atsiri jahe sama dengan manfaat dari tanaman herbal asalnya,  bahkan dianggap lebih bermanfaat karena kandungan Gingerol yang lebih tinggi, suatu komponen yang sebagian besar terkenal karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya.

Dengan aroma hangat, manis, berkayu, dan pedas yang memiliki efek memberi energi, terutama bila digunakan dalam aromaterapi, minyak ini telah mendapat julukan “Minyak Pemberdayaan” karena rasa percaya diri yang ditimbulkannya.

Penggunaan Minyak Atsiri Jahe

1. Sebagai Minyak Oles

Minyak atsiri jahe memiliki sifat yang mudah diserap oleh kulit. Apabila Anda mengalami mual atau sakit perut, Anda bisa mengoleskan minyak atsiri jahe ini pada bagian perut yang sakit. Sensasi hangat dari jahe mampu merasakan sakit perut atau mual Anda.

2. Sebagai Inhaler

Jika Anda ingin menghirup minyak atsiri jahe secara langsung, Anda bisa membuat inhaler sendiri dengan cara meneteskan minyak atsiri jahe secukupnya ke dalam air panas. Aroma minyak atsiri jahe akan keluar bersamaan dengan uap dari dari panas tersebut.

Menghirup minyak atsiri secara langsung melalui hidung merupakan cara yang sangat cepat dan efektif untuk menanggulangi masalah gangguan emosional seperti stres. Aromatik dari uap yang dihasilkan oleh minyak atsiri jahe mampu memberikan perasaan senang, rileks, dan tenang.

3. Sebagai Diffuser

Apabila Anda tidak ingin menghirup minyak atsiri secara langsung, menggunakan diffuser bisa menjadi pilihan bagi Anda. Anda bisa melarutkan konsentrasi minyak atsiri jahe dengan air atau bisa mengkombinasikannya dengan essential oil lainnya. Diffuser ini akan mengubah minyak atsiri jahe menjadi uap dan menyebarkannya ke seluruh ruangan.

Manfaat Minyak Atsiri Jahe

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, minyak atsiri jahe memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Untuk mengetahui berbagai manfaat minyak atsiri jahe, Anda bisa simak penjelasan berikut ini. 

1. Meredakan rasa sakit

Minyak atsiri jahe paling banyak digunakan untuk menenangkan dan meredakan nyeri otot dan nyeri sendi. Ini adalah cara alami untuk mengatasi nyeri otot dan sendi, dikombinasikan dengan pengobatan. Ini karena minyak jahe dapat melawan peradangan pada tubuh.

2. Mengatasi Rasa Mual

Minuman yang terbuat dari jahe sudah dikenal lama sebagai salah satu obat yang bisa mengatasi masalah pencernaan, seperti, mual, sakit perut, perut kembung. Selain dalam bentuk minuman, Anda juga bisa mengambil manfaatnya melalui minyak atsiri jahe.

Manfaat minyak atsiri jahe juga sama seperti minuman jahe pada umumnya, yaitu mengatasi rasa mual atau masalah perut lainnya. Sama halnya seperti minyak angin pada umumnya, minyak atsiri ini juga bisa menjadi solusi untuk Anda yang sering mual karena mabuk perjalanan atau mual karena hal lainnya.

Anda cukup menghirup aroma dari minyak atsiri jahe ini, atau Anda bisa mengoleskannya pada perut. Dengan seketika rasa mual akan hilang.

3. Melancarkan Saluran Pernapasan

Selain bermanfaat untuk menghilangkan rasa mual, minyak atsiri jahe juga bermanfaat untuk melancarkan saluran pernapasan Anda. Sejak dulu, minyak atsiri jahe dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai infeksi pada saluran pernapasan, seperti batuk, flu, dan lainnya.

Saat sedang mengalami flu atau muncul gejala flu, biasanya hidung akan sedikit terganggu atau “mampet”. Menghirup minyak atsiri jahe ini, bisa membantu melancarkan pernafasan agar lebih rileks.

Aromanya yang hangat dan menenangkan, bermanfaat untuk menghilangkan lendir dari tenggorokan yang menyebabkan gangguan pernafasan ringan.

4. Meredakan Sakit Kepala

Apabila Anda sering mengalami sakit kepala, memijat bagian dahi dan pelipis dengan minyak atsiri jahe merupakan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Aroma minyak atsiri jahe yang segar dan menenangkan mampu mengatasi ketegangan pada kepala Anda.

5. Mengurangi Stres

Minyak atsiri jahe bermanfaat juga sebagai aromaterapi karena aromanya yang hangat dan bersifat menenangkan. Menghirup minyak atsiri jahe dipercaya bisa mengurangi stres, rasa lelah, dan rasa cemas.

Anda bisa menggunakannya sebagai diffuser dan meletakkannya di kamar tidur. Saat Anda sedang mengalami hari-hari yang tidak menyenangkan dan sangat melelahkan, aromaterapi dari minyak atsiri jahe ini bisa menjadi solusi untuk membantu Anda lebih rileks.

6. Memperbaiki Suasana Hati

Manfaat minyak atsiri jahe lainnya yaitu mampu memperbaiki suasana hati atau mood. Saat suasana hati Anda sedang tidak baik atau mood Anda sedang berantakan, menghirup aroma minyak atsiri jahe adalah pilihan yang tepat. Karena bisa membuat mood Anda menjadi lebih baik dan lebih tenang.

7. Mengurangi Nyeri Punggung Bawah

Menggunakan minyak atsiri jahe dengan teknik pijat sudah diteliti mampu mengurangi nyeri pada punggung bawah dengan lebih baik. Para peneliti juga mengatakan bahwa hal ini berkaitan dengan salah satu zat zingibain yang terdapat dalam minyak atsiri jahe, yang memiliki sifat anti peradangan.

MANFAAT MINYAK ATSIRI JAHE

Kandungan kimia utama Minyak Jahe adalah: Kamphene, B-Phellandrene, α-Pinene, Geranial, Zingiberene, β-Bisabolene, β-Sesquiphellandrene, dan Curcumene.

 KAMPENA diketahui:

  • Menunjukkan sifat anti-oksidan dan anti-inflamasi
  • Jadilah menenangkan

 B-PHELLANDRENE diketahui:

  • Menunjukkan bau yang menyenangkan yang digambarkan sebagai bau lada, mint, dan/atau sedikit jeruk
  • Menunjukkan sifat antiseptik, antivirus, bakterisida, dan dekongestan

 PINENE diketahui:

  • Memiliki sifat anti-inflamasi, antiseptik, dan ekspektoran
  • Jadilah bronkodilator

 GERANIAL dikenal karena:

  • Jadilah bahan pewangi dengan aroma seperti Mawar
  • Memiliki efek insektisida dan antioksidan

 ZINGIBERENE diketahui dapat:

  • Jadilah bahan pewangi yang bertanggung jawab atas aroma khas Jahe
  • Menunjukkan sifat anti-virus, anti-oksidan, dan antiseptik

 Β-BISABOLENE diketahui:

  • Jadilah agen wewangian
  • Memancarkan aroma hangat, berkayu, dan buah yang menjadi ciri khas aroma “oriental”
  • Menunjukkan sifat anti-inflamasi dan anti-alergi

Β-SESQUIPHELLANDRENE diketahui:

  • Memiliki sifat anti-virus, karminatif, dan perut

 KURKUMENA ​​diketahui dapat:

  • Memiliki efek hipotensi dan analgesik
  • Menunjukkan sifat anti-oksidan dan anti-inflamasi

Referensi :

Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Statistik Tanaman Biofarmaka. BPS, Jakarta.

Guenther, E. 1952. The Essential Oil Vol. 2 The Constituents of Essential Oils. Van Nostrand Reinhold Company, New York.

Gusmalini. 1987. Minyak Atsiri. Institut Pertanian Pertanian. Bogor.

Hardjono, S. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Haryani, Y. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Air Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Linn. Var. Rubrum) Pada Biosisntesis Sederhana Nanopartikel Perak. Chimica et Natura Acta 4(3):51-155. Journal of Tropical Upland Resources ISSN (print) 2686-5253 Vol.02 No.02, September 2020 (239-250) ISSN (online) 2686-1151 250

Julianto, T.S. 2016. Minyak Atsiri Bunga Indonesia. CV Budi Utama. Yogyakarta. Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Mardiansyah, E.A., S.R. Umniyati dan S. Iravati. 2016. Efek Minyak Atsiri Jahe (Zingiber officinale) sebagai Repelen terhadap Nyamuk Aedes aegypti. BKM Journal of Community Medicine and Public Health 32(1): 353-358.

Sayuti, K dan R. Yenrina. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Andalas University Press. Padang

www.okezone

www.ummatsiri

www.newdirectionsaromatics.com/blog/products/all-about-ginger-oil.html

Aktif menulis sejak bergabung dengan FLP Jepang tahun 2004. Penulis merupakan staf di Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) yang berlokasi di Cot Suruy, Aceh Besar