Kandungan Gingerol dan Shogaol pada Jahe

Jahe (Zingiber officinale), salah satu tanaman rempah yang paling tua dan berharga dalam sejarah peradaban manusia. Asal usul jahe diperkirakan dari wilayah Asia Tenggara, terutama India dan Cina, di mana jahe sudah digunakan lebih dari 2.500 tahun lalu dalam pengobatan tradisional mereka. Di kedua negara tersebut, jahe dianggap sebagai tanaman obat yang penting dalam pengobatan Ayurveda (India) dan TCM (Traditional Chinese Medicine atau Pengobatan Tradisional Cina). Jahe mulai diperkenalkan ke Eropa pada abad pertengahan melalui jalur perdagangan rempah yang dilalui oleh bangsa Arab. Pada masa kekaisaran Romawi, jahe menjadi rempah yang berharga dan bahkan digunakan dalam pengobatan dan kuliner oleh masyarakat kelas atas di Eropa

Di Indonesia, jahe mulai dikenal sejak abad ke-4 melalui jalur perdagangan dengan bangsa India dan Arab. Rempah ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah Nusantara dan digunakan dalam masakan serta pengobatan tradisional. Selain sebagai bumbu dapur, jahe juga menjadi bahan utama dalam minuman tradisional seperti wedang jahe dan jamu yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2023.

Tidak hanya itu, jahe juga menjadi bagian penting dan utama dalam beragam masakan dan minuman di dunia. Di Asia, jahe sering digunakan dalam masakan sebagai bumbu untuk memberikan rasa pedas, hangat, dan sedikit manis. Misalnya, dalam masakan Tiongkok, jahe sering digunakan dalam tumisan, sup, dan hidangan daging. Di India, jahe adalah bumbu utama dalam banyak hidangan kari, serta dalam minuman seperti teh jahe. Di kawasan Timur Tengah, jahe sering digunakan dalam masakan daging, terutama dalam hidangan seperti lamb kebab dan kofta. Jahe juga merupakan bahan utama dalam sajian manis seperti halva dan teh jahe yang kaya rempah. Di Karibia, jahe sering digunakan dalam masakan ikan dan seafood. Hidangan seperti jerk chicken dan curry kari merupakan contoh bagaimana jahe digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda dan kompleks pada hidangan.

Jahe dikenal memiliki kegunaan yang sangat luas, baik di bidang kuliner maupun pengobatan. Berikut adalah beberapa kegunaan jahe:

  1. Bumbu Masakan

Jahe merupakan salah satu bumbu masakan yang sangat populer di Indonesia. Masakan seperti rendang, opor, soto, dan gulai sering menggunakan jahe sebagai penyedap rasa alami. Selain itu, jahe juga digunakan dalam pembuatan sambal jahe dan berbagai masakan berbasis rempah.

  • Minuman Tradisional

Jahe sering diolah menjadi minuman tradisional seperti wedang jahe dan teh jahe yang berkhasiat untuk menghangatkan tubuh. Minuman ini biasanya diminum di musim hujan atau saat cuaca dingin untuk mengusir kedinginan.

  • Obat Tradisional

Jahe telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia sebagai bahan dasar dalam pembuatan jamu. Jahe dipercaya dapat mengatasi berbagai masalah pencernaan, seperti mual, muntah, dan sakit perut, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Di Bali, jahe digunakan dalam berbagai ritual dan perawatan tubuh, menunjukkan betapa eratnya hubungan antara budaya, alam, dan kesehatan. Jahe juga digunakan dalam upacara adat dan sebagai bagian dari pengobatan tradisional di berbagai daerah di Indonesia.

  • Pengawet Alami

Di beberapa wilayah, jahe digunakan sebagai pengawet alami untuk makanan karena sifat antimikrobanya yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

Selain dikenal karena kegunaannya yang luas, jahe juga terkenal memiliki berbagai senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa kandungan utama dalam jahe antara lain:

  • Gingerol: Komponen utama yang bertanggung jawab atas rasa pedas jahe dan memiliki efek anti-inflamasi serta antioksidan yang kuat.
  • Shogaol: Senyawa ini terbentuk saat jahe dikeringkan atau dimasak, dan memiliki sifat antioksidan yang lebih kuat dibandingkan gingerol.
  • Zingeron: Zingeron terbentuk selama proses pemanasan dan dikenal memiliki efek menenangkan pada sistem pencernaan.
  • Vitamin dan Mineral: Jahe mengandung vitamin C, vitamin B6, magnesium, kalium, serta berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh.
  • Minyak Atsiri: Jahe kaya akan minyak atsiri, seperti zingiberene, bisabolene, camphene, dan geranial, yang memberikan aroma khas serta memiliki manfaat terapeutik.

Dengan kandungan senyawa aktif yang kaya, jahe memiliki banyak manfaat kesehatan yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian modern, di antaranya:

  1. Meredakan Mual dan Muntah

Jahe sering digunakan untuk meredakan mual, baik mual akibat mabuk perjalanan, kehamilan (morning sickness), atau efek samping kemoterapi. Gingerol bekerja dengan cara menenangkan sistem pencernaan.

  • Anti-Inflamasi dan Pereda Nyeri

Senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, memiliki sifat anti-inflamasi yang efektif dalam mengurangi nyeri akibat osteoartritis dan rheumatoid arthritis. Mengonsumsi jahe secara rutin dapat membantu meredakan nyeri otot setelah olahraga.

  • Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Jahe memiliki sifat antioksidan yang kuat, yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

  • Meningkatkan Pencernaan

Jahe telah lama digunakan untuk memperbaiki fungsi pencernaan. Kandungan zingeron dalam jahe membantu merangsang produksi enzim pencernaan, sehingga mencegah gangguan seperti perut kembung dan sembelit.

  • Menurunkan Kadar Gula Darah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu mengurangi kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2.

  • Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Jahe dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, yang secara tidak langsung dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Jahe mengandung sejumlah senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan, antibakteri, dan anti-inflamasi. Zat tersebut dapat menghambat sel-sel virus pemicu peradangan dalam tubuh.

Aktivitas antioksidan, antibakteri, dan anti-inflamasi tersebut sebenarnya didapat dari senyawa bernama gingerol dan shogaol yang terkandung dalam jahe. Keduanya memiliki komposisi paling tinggi dibanding senyawa lain dan terkenal atas kontribusinya untuk menjaga kesehatan.

Dalam penelitian yang dilakukan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran disebutkan bahwa ekstrak metanol jahe dan gingerol memainkan peran penting untuk mencegah peradangan dinding lambung. Kombinasi dua zat itu akan menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori, bakteri yang ditemukan di lambung manusia dan dapat menyebabkan inflamasi mukosa berat serta memengaruhi respon imun.

Masih dalam penelitian yang sama, gingerol juga dapat mencegah kerusakan DNA yang disebabkan oleh hidrogen peroksida (H₂O₂), senyawa kuat yang biasa digunakan pada pemutih, cairan anti-infeksi, pasta gigi, dan bahan lain. Keracunan senyawa ini dapat menyebabkan tukak lambung, kerusakan paru-paru, hingga pembengkakan selaput lendir.

Tak hanya itu, dalam penelitian yang dilansir US National Library of Medicine, gingerol dan shogaol juga dapat menghambat reaksi alergi, mengurangi gejala penyakit tulang, mengurangi penyebaran sel kanker, hingga mencegah penyakit diabetes.

Sifat anti-inflamasi yang didapat dari gingerol dan shogaol juga membuat jahe dapat digunakan untuk meredakan nyeri. Dalam penelitian berjudul Ginger (Zingiber officinale) Reduces Muscle Pain Caused by Eccentric Exercise, mengonsumsi jahe mentah dan ekstrak jahe yang diseduh air panas selama 11 hari dapat menyembuhkan nyeri otot akibat olahraga eksentrik, jenis olahraga yang membutuhkan kekuatan otot.

Rasa pedas pada jahe pun berasal dari gingerol dan shogaol. Tak ayal, rasa itu membuat jahe banyak digunakan untuk meredakan mual, terutama untuk ibu hamil yang mengalami morning sickness

Kesimpulan

Jahe mengandung beragam senyawa bioaktif, seperti gingerol, shogaol, dan paradol, serta memiliki banyak bioaktivitas, seperti sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Selain itu, jahe berpotensi menjadi bahan untuk makanan fungsional atau nutriceutical, dan jahe dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah beberapa penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, obesitas, penyakit neurodegeneratif, mual, muntah, dan gangguan pernapasan.

Di masa mendatang, lebih banyak senyawa bioaktif dalam jahe dapat diisolasi dan diidentifikasi dengan jelas, dan aktivitas biologis serta mekanisme aksi terkaitnya harus diselidiki lebih lanjut. Khususnya, uji klinis jahe dan berbagai senyawa bioaktifnya yang dirancang dengan baik diperlukan untuk membuktikan kemanjurannya terhadap penyakit ini pada manusia.

Ref:

https://kumparan.com/donihariandi6/jahe-si-rempah-populer-yang-kaya-manfaat-22aoMXHUSBf/full

https://kumparan.com/kumparansains/mengenal-manfaat-senyawa-gingerol-dan-shogaol-dalam-jahe-1vQDGKZ6oit/full

https://kumparan.com/firstanindar/jahe-rempah-atau-bumbu-yang-sangat-bermanfaat-bagi-kesehatan-23YyuICAxJo

Aktif menulis sejak bergabung dengan FLP Jepang tahun 2004. Penulis merupakan staf di Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) yang berlokasi di Cot Suruy, Aceh Besar