Bekatul, Kaya Serat, Vitamin B dan Zat Besi

Bekatul mungkin belum familiar di telinga banyak orang. Padahal, bahan pangan yang terbuat dari kulit luar beras ini kaya akan nutrisi dan serat yang baik bagi kesehatan tubuh. Saat ini, bekatul semakin populer sebagai bahan tambahan dalam makanan, terutama sebagai pengganti tepung pada roti, kue, atau makanan ringan lainnya.

Bekatul adalah salah satu jenis bahan pangan yang berasal dari bagian luar beras. Bekatul yang terdapat pada beras merupakan lapisan yang terletak diantara cangkang beras dan biji beras. Lapisan ini memiliki warna kecoklatan dan sangat kaya akan serat, serta mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

Bekatul adalah serbuk halus atau tepung yang diperoleh setelah padi ditumbuk dan kulit padi dipisahkan dari bulirnya. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati, seperti padigandum, dan jelai. Istilah bekatul terutama disematkan kepada padi, karena serealia inilah yang dikenal dalam budaya Nusantara. Namun, bekatul dapat diperoleh pula dari jagung, gandum, milet, serta jelai.

Tidak hanya kaya akan serat, bekatul juga mengandung berbagai vitamin dan mineral yang diperlukan dalam tubuh. Dalam jumlah yang cukup, konsumsi bekatul dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem pencernaan, menurunkan risiko penyakit jantung, dan mengontrol kadar gula darah. Selain itu, bekatul juga dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa lapar dan membantu mempercepat metabolisme tubuh.

Meski banyak manfaatnya, bekatul masih kurang mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat. Beberapa yang baru pertama kali mendengar nama bekatul mungkin akan cenderung meragukannya karena tidak terlalu akrab dengan bahan pangan tersebut. Padahal, dengan memasukkan bekatul ke dalam menu makanan kita, kita bisa mendapatkan banyak nutrisi penting dan menjaga kesehatan tubuh.

Perbedaan Bekatul dan Dedak Padi

Kebanyakan orang beranggapan bahwa dedak padi dan bekatul sama, tetapi apabila dilihat dari tekstur dan kandungan nutrien antara kedua bahan tersebut berbeda.

Dedak padi, bekatul dan sekam sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi. Penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%, untuk yang lainnya berupa kotoran.

Dedak padi (rice bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji.

Sementara bekatul (rice polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati.

Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua.

Apabila dilihat teksturnya bekatul lebih halus. Pada dedak padi masih terdapat rambut atau kulit padinya, sedangkan pada bekatul tidak ada

Apabila direndam dengan air, hampir keseluruhan bekatul akan tenggelam di dalam air, sedangkan pada dedak padi ada bagian-bagian kulit yang terapung. Kandungan serat kasar dedak padi lebih tinggi daripada bekatul

Kandungan Gizi Bekatul

Bekatul atau dedak merupakan serbuk biji-bijian seperti padi yang dihasilkan selama proses penggilingan. Saat ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga kesehatan tubuh. Bekatul termasuk makanan yang kaya akan kandungan gizi dan sering direkomendasikan untuk dikonsumsi secara rutin.

  • Karbohidrat: Bekatul mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan energi lebih lama pada tubuh sehingga Anda merasa kenyang lebih lama.
  • Fiber: Mengandung serat yang membantu mengatur sistem pencernaan sehingga terhindar dari sembelit dan kanker usus.
  • Protein: Bekatul mengandung protein yang cukup tinggi, sekitar 10-13% bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan beras.

Lemak Bekatul

Bekatul memiliki lemak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan beras, yaitu sekitar 1%. Lemak tersebut juga bersifat tak jenuh atau baik untuk tubuh. Berbeda dengan beras yang memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Vitamin dan Mineral Bekatul

Selain itu, bekatul juga kaya akan vitamin dan mineral. Bekatul mengandung vitamin B kompleks, vitamin E, dan antioksidan yang berguna untuk menghilangkan radikal bebas pada tubuh. Bekatul juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, dan magnesium yang baik untuk tulang dan jantung.

Kandungan Asam Amino

Salah satu keuntungan konsumsi bekatul adalah karena kandungan asam amino yang merupakan zat pembangun protein. Asam amino esensial di dalam bekatul menjadikan makanan ini lebih lengkap kandungan nutrisinya jika dibandingkan dengan makanan pokok lainnya.

Asam AminoJumlah (gr/100 gr)
Lysin1.41
Arginin2.50
Leusin4.06
Threonin2.25
Isoleusin2.37
Fenilalanin2.59
Treonin2.25
Valin2.95
Histidin1.16
Metionin1.00
Cystin0.64

Jadi, dengan mengonsumsi bekatul secara rutin, Anda dapat mendapatkan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh Anda. Bekatul sangat cocok dikonsumsi sebagai pengganti nasi atau dicampurkan ke dalam makanan Anda seperti bubur atau mangkuk sereal. Mengonsumsi bekatul setiap hari juga membantu menjaga berat badan dan meningkatkan energi sehingga tubuh selalu bugar sepanjang hari.

Manfaat Kesehatan Bekatul

Bekatul, yang juga dikenal sebagai dedak, adalah bagian dari beras yang telah dipisahkan selama proses penggilingan. Meskipun sering dianggap sebagai limbah, bekakut memiliki banyak manfaat kesehatan yang luar biasa. Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari mengonsumsi bekatul secara teratur:

  • Menguatkan Jantung dan Pembuluh Darah: Kandungan serat yang tinggi dalam bekakut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Hal ini dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.
  • Membantu Melawan Kanker: Bekatul mengandung senyawa antioksidan yang kuat, seperti tokoferol, asam fenolat, dan asam fitat. Senyawa ini dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan menjaga kesehatan sel. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa bekatul mungkin membantu mencegah beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar dan kanker payudara.
  • Membantu Memperbaiki Tekstur dan Kesehatan Kulit: Bekatul mengandung vitamin E, yang dikenal sebagai vitamin kulit. Vitamin E dapat membantu memperbaiki tekstur kulit yang kasar dan menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya. Selain itu, kandungan asam linoleat dalam bekakut juga dapat membantu menjaga kelembaban kulit dan mencegah munculnya kerutan.

Perkaya Nutrisi dalam Diet Anda

Tidak hanya berguna untuk kesehatan jangka panjang, makan bekatul juga dapat membantu memperkaya nutrisi dalam diet Anda. Berikut adalah beberapa nutrisi penting yang dapat diperoleh dari mengonsumsi bekatul:

  • Serat: Bekatul mengandung serat yang tinggi, yang dapat membantu mencegah sembelit dan menjaga kesehatan pencernaan.
  • Vitamin B: Bekatul merupakan sumber vitamin B yang baik, termasuk tiamin, riboflavin, niacin, dan asam pantotenat. Vitamin B adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk memecah makanan menjadi energi.
  • Zat Besi: Bekatul juga mengandung zat besi, mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah.

Cara Mengonsumsi Bekatul

Bekatul dapat digunakan dalam berbagai cara dalam pengolahan makanan. Di Asia Tenggara, bekatul sering digunakan untuk membuat nasi merah, meskipun juga digunakan sebagai bahan pengisi mi, roti, dan kue. Anda juga bisa menambahkan bekatul ke dalam sereal pagi atau smoothie untuk memperkaya nutrisi makanan Anda.

Jenis NutrisiKandungan dalam 1 cangkir (185g)
Kalori593
Protein13,5 g
Lemak2,78 g
Karbohidrat128g
Serat33,6g
Zat Besi7,89 mg

Tentu saja, ketika mengonsumsi bekatul, pastikan bahwa Anda memperoleh produk bekatul berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar keselamatan pangan yang berlaku. Ada banyak variasi bekatul yang tersedia di pasaran, jadi pastikan untuk memilih yang cocok untuk kebutuhan kesehatan Anda.

Cara Konsumsi Bekatul

Bekatul dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan, seperti nasi bekatul, mie bekatul, dan roti bekatul. Namun, cara konsumsi yang paling umum adalah dengan mengonsumsi bekatul sebagai campuran dalam makanan sehari-hari.

  • Tambahkan sedikit bekatul pada nasi yang akan dimasak untuk menambahkan serat pada menu makanan Anda.
  • Tambahkan bekatul pada campuran adonan ketika membuat roti atau kue untuk meningkatkan nilai gizi produk tersebut.
  • Tambahkan bekatul dalam segelas jus atau milkshake untuk menambah rasa dan serat.

Namun, perlu diingat bahwa konsumsi bekatul yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit atau diare. Pastikan untuk memerhatikan takaran atau jumlah bekatul yang dikonsumsi agar tetap seimbang dengan kebutuhan tubuh dan metabolisme Anda.

Berikut adalah tabel berisi nilai gizi bekatul per 100 gram:

Nama Zat GiziJumlah
Protein14.8 gr
Karbohidrat74.2 gr
Lemak3.1 gr
Serat34.7 gr
Kalsium10.0 mg
Besi4.2 mg
Fosfor400.0 mg

Dengan mengetahui cara konsumsi yang tepat dan takaran yang seimbang, bekatul dapat menjadi tambahan makanan dengan kandungan serat yang baik untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mendukung gaya hidup sehat Anda.

Perbedaan Bekatul dengan Beras Putih

Bekatul merupakan salah satu produk sampingan dari pengolahan beras. Jadi, dapat diartikan bahwa bekatul dan beras putih berasal dari bahan yang sama yaitu beras. Namun, pada saat pengolahan beras, kulit ari pada beras akan dibuang sehingga beras yang dihasilkan menjadi putih. Sementara itu, bekakul merupakan lapisan luar padi yang melekat pada beras, yang terdiri dari kulit ari, sekam dan aleuron. Oleh karena itu, perbedaan antara bekatul dan beras putih adalah sebagai berikut:

  • Bekatul mengandung serat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras putih. Serat yang terkandung pada bekatul terbukti dapat membantu fungsi pencernaan dan menjaga kesehatan usus
  • Bekatul kaya akan vitamin dan mineral, seperti vitamin B kompleks, vitamin E, magnesium, fosfor, serta tembaga
  • Bekatul mengandung lebih sedikit kalori dan karbohidrat dibandingkan dengan beras putih. Kandungan karbohidrat pada bekatul hanya sekitar 20-25%, sedangkan pada beras putih kandungan karbohidratnya bisa mencapai 80-90%

Fakta Menarik tentang Bekatul dan Beras Putih

Lain halnya dengan beras putih, proses pengolahan yang dilakukan pada bekatul tidak menghilangkan seluruh nutrisi yang terkandung di dalamnya. Bekatul dapat menjadi alternatif makanan yang lebih sehat dan lebih baik bagi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik tentang bekakul dan beras putih:

  • Beras putih lebih mudah dicerna oleh tubuh, namun karena proses pengolahannya yang menghilangkan kulit ari pada beras, nutrisi penting seperti serat dipastikan ikut hilang
  • Bekatul lebih banyak diolah sebagai bahan pangan, ternyata hampir tidak terdapat laporan adanya efek samping negatif dari mengonsumsinya
  • Biasanya, bekatul digunakan untuk pakan ternak, namun seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi beragam, kini bekatul telah sering diolah untuk makanan manusia dan selalu menjadikan berbagai alternatif sehat.

Tabel Perbandingan Nutrisi Bekatul dan Beras Putih

Bekatul (100g)Beras Putih (100g)
Kalori83 kcal130 kcal
Karbohidrat20.2g80g
Protein4.7g2.7g
Lemak0.5g0.2g
Fiber12.2g0.6g
Vitamin B kompleksKayaSedikit
Vitamin E2.6mg0.1mg

Dari tabel di atas, dapat dilihat perbandingan nutrisi antara bekatul dan beras putih. Bekatul memiliki kandungan serat dua puluh kali lebih tinggi dari beras putih. Selain itu, bekatul juga lebih kaya akan vitamin dan mineral lainnya.

Resep Makanan dari Bekatul

Bekatul adalah produk sampingan dari penggilingan beras menjadi tepung. Bekatul umumnya  diabaikan oleh banyak orang. Namun, ternyata bekatul bisa dimanfaatkan menjadi bahan makanan yang sehat dan enak.

Berikut ini adalah resep makanan yang bisa dibuat dari bahan bekatul:

  • Nasi Bekatul


Bahan:

  • 1 cangkir bekatul
    • 2 cangkir air
    • Garam secukupnya

Cara membuat:

  1. Cuci bersih bekatul kemudian rendam dalam air selama 30 menit.
  2. Masak bekatul dan air dalam panci hingga mendidih, lalu kecilkan api dan biarkan

selama 20 menit.

3. Tambahkan garam secukupnya dan aduk rata. Nasi bekatul siap disajikan!

  • Bola-bola Bekatul


Bahan:

  • 2 cangkir bekatul
    • 1/2 cangkir kacang merah yang sudah direbus
    • Garam secukupnya
    • 2 sdm minyak sayur

Cara membuat:

  1. Blender bekatul hingga halus.
  2. Campurkan bekatul dengan kacang merah yang sudah dihaluskan, garam, dan minyak

sayur.

Aduk rata.

  • Bentuk adonan menjadi bola-bola kecil.
  • Panggang bola-bola bekatul dalam oven selama 20-25 menit hingga matang. Bola-bola bekatul siap disajikan
  • Brownies Bekatul


Bahan:

  • 2 cangkir bekatul
    • 1 cangkir air
    • 1/2 cangkir minyak sayur
    • 1/2 cangkir gula pasir
    • 1/2 cangkir coklat bubuk
    • 1/2 sdt garam
    • 1 sdt baking powder

Cara membuat:

  1. Campurkan semua bahan kering (bekatul, gula pasir, coklat bubuk, garam, dan baking powder) dalam satu wadah.
    1. Tambahkan air dan minyak sayur ke dalam adonan kering. Aduk-aduk hingga rata.
    1. Tuang adonan ke dalam loyang yang sudah dioles margarin. Panggang dalam oven selama 25-30 menit hingga matang.
    1. Angkat dari oven dan biarkan brownies sebentar di dalam loyang sebelum dipotong-potong. Brownies bekatul siap disajikan

Dengan kreativitas yang tepat, bekatul bisa diolah menjadi beragam makanan sehat dan lezat. Selain itu, penggunaan bekatul dalam makanan juga bisa membantu menghasilkan limbah yang lebih sedikit dan lebih ramah lingkungan.

Banyak produk makanan dan minuman yang menggunakan bekatul sebagai bahan baku. Mulai dari mi instan, roti, biskuit, hingga minuman sehat seperti susu kedelai dan jus buah-buahan. Kegiatan promosi dan sosialisasi yang dilakukan oleh produsen makanan dan minuman tersebut telah berhasil memperkenalkan bekatul ke masyarakat sehingga semakin hari semakin diminati.

Daftar Pustaka

hobiternak.com

rimbakita.com/bekatul

id.wikipedia.org/wiki/Bekatul

disnakkeswan.ntbprov.go.id/dedak-dan-bekatul/ hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-bekatul-untuk-kesehatan

Aktif menulis sejak bergabung dengan FLP Jepang tahun 2004. Penulis merupakan staf di Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) yang berlokasi di Cot Suruy, Aceh Besar