Musim Panas di Jepang

Meskipun lahir dan besar di negara tropis yang panasnya minta ampun, saya kalau masuk musim panas tetap juga merasa tidak nyaman. Kenapa gitu? Karena panasnya Indonesia itu beda dengan panasnya Jepang pas musim panas. Kalau gak percaya silahkan main ke Jepang dan buktikan sendiri ^_^ Di Indonesia sinar matahari memang panas tapi angin masih tetap dingin. Dengan kata lain, sumber panasnya hanya satu, yaitu sinar matahari. Karena angin masih dingin sekedar pakai kipas angin saja sudah cukup lumayan untuk mendinginkan ruangan. Kalau di Jepang – mungkin juga di negara lain yang punya empat musim –  sinar matahari dan angin keduanya sama sama panas. Jadi pada waktu musim panas kalau hanya pakai kipas angin gak akan mempan, harus pakai AC. Siang hari begitu keluar rumah kulit panas rasanya kayak kebakar, ketika ada angin sempat berharap menjadi sedikit dingin tapi ternyata tidak justru menjadi lebih panas ^_^ Kalau diukur suhu udara sebenarnya gak terlalu beda dengan di Indonesia. Misalnya kita ambil suhu rata rata kota Jogja sekitar 33-35 derajat celcius,  sedangkan suhu musim panas di kota Nagoya rata rata sekitar 33-37 derajat celcius. Kadang kadang memang lebih dari itu misalnya tapi biasanya tidak bertahan lama. Perbandingan suhu keduanya tidak terlalu beda tapi karena ketika musim panas, angin juga panas itu tadi rasanya jadi lain sekali.

Tapi meskipun udara sangat panas, musim panas adalah waktu yang ditunggu tunggu oleh publik Jepang karena merupakan waktu untuk melakukan berbagai macam kegiatan outdoor. Misalnya saja naik gunung, camping, barbeque, memancing, main layang layang dan lain sebagainya. Tempat rekreasi, taman, tempat bermain, pantai sampai gunung Fuji sangat ramai sekali. Pada saat musim panas ini, di Jepang ada istilah obon yasumi atau jika diterjemahkan menjadi liburan obon. Fenomena liburan obon ini mirip dengan fenomena mudik pas hari raya Idul Fitri yang ramai di tanah air yaitu orang Jepang yang merantau pulang ke daerah asalnya. Misalnya orang yang aslinya Osaka tapi kerja di Tokyo, pas liburan obon mereka mudik ke Osaka. Liburan obon ini biasanya dimulai sekitar minggu kedua bulan Agustus.

Singkat cerita, saya juga tidak mau gosong kepanasan karena cuman berdiam diri seharian dirumah selama musim panas. Waktu libur adalah waktu jalan jalan, mumpung masih di Jepang. Selain pingin refreshing, kabur dari rumah adalah salah satu cara untuk menghemat listrik karena dengan kabur dari rumah berarti AC dimatikan untuk beberapa jam ^_^ Kalau ini sih cuman alasan gak terlalu penting ya hehehe. Terus emangnya ngapain aja sih? Satu persatu coba saya tulis dibawah ini :

Aktif menulis sejak bergabung dengan FLP Jepang tahun 2004. Penulis merupakan staf di Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) yang berlokasi di Cot Suruy, Aceh Besar