Setelah sekian lama mendengar namanya saja, akhirnya kesempatan untuk berjumpa langsung dengan Ustadz Hanan Attaki datang juga. Aku bertemu dengan alumnus SD 75, Madrasah Ulumul Quran; Pagar Air, SMA Ruhul Islam Anak Bangsa dan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini di Masjid Jamik Darussalam yang penuh berkah. Jamaah sebagian besar dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi.. Aku bagaikan seorang nenek di antara para cucunya (hehe lebay). Artinya jarang banget emak-emak yang hadir di sini. Alhamdulillah sahabatku Rosi menemaniku saat itu, sehingga aku nggak merasa sebagai anomali, hehe.
Ya, Ustadz Hanan Attaki ini dikenal sebagai “Ustadz Gaul”, ustadznya anak muda. Ya, bukan berarti juga yang ngerasa nggak muda lagi nggak boleh mendengar tausiyahnya bukan?
Kalau yang namanya ustadz biasanya kan pake baju koko, gamis, peci dan semisalnya. Tapi ustadz asal Aceh ini beda. Beliau pake topi kupluk, topi musim dingin; dan kemeja gaya anak muda. Dari caranya berpakaian tentu kita bisa menduga bahwa beliau ingin merapat ke anak muda. Ingin supaya tausiahnya didengarkan dan diterima oleh anak muda. Ingin supaya lebih banyak lagi orang yang “hijrah”, lebih mendekat ke Islam. Keinginan yang sangat mulia.
Dalam ceramahnya kali ini, beliau mengatakan bahwa Allah mudah saja menggerakkan hati ribuan orang (untuk mendengarkan tausiahnya), apalagi menggerakkan hati “si dia”. Jamaah langsung heboh dan tereak “Ciee…” mendengar kata “si dia”. Ustadz Hanan Attaki yang menikah di usia muda memang selalu menyarankan agar kaum muda tidak ragu-ragu untuk menikah. Jangan takut karena nggak punya uang; karena Allah Maha Pemberi Rezeki. Allah yang memberi rezeki kepada semua mahluk-Nya.
Sebagaimana termaktub dalam QS An-Nur (24) ayat 32:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dan hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya, Maha Mengetahui.”
Dan QS Hud (11) ayat 6:
“Dan tidak satu pun mahluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuz)”.
Jadi nggak usah kuatir nggak kebagian rezeki. Terhadap hewan aja Allah ngasih rezeki, apalagi ke kita manusia, pasti Allah kasih. Yang penting kita yakin aja.
Terus, Ustadz juga bilang kalau sudah menikah, pahalanya lebih banyak. Jangankan kita menolong atau melayani suami atau istri, kita memandang wajahnya aja udah berpahala. Pahalanya seperti sholat sunat dua rokaat. Enak kan. Ya ini sih dengan tidak menggugurkan anjuran untuk sholat sunat lho ya.
Selanjutnya Ustadz mengatakan kalau kita jangan segan atau malu untuk curhat kepada Allah. Karena Allah selalu menyediakan waktu-Nya untuk kita. Allah kan nggak mungkin bilang gini,
”Eh giliran kamu kan udah kemaren, gantian dong ama lain.” Nggak mungkin banget.
Beliau memberi contoh salah satu jamaahnya yang berasal dari Riau. Dia pingiin banget ketemu dengan Ustadz Hanan Attaki; dan dia curhat sama Allah. Eh sebulan kemudian diijabah, ketemu dengan Ustadz, semobil lagi. Subhanallah.
Terus, kita-kita yang pernah tinggal jauh dari orangtua; utamanya ibu, pasti pernah ngerasain kangen ama masakan ibu, ya kan. Nah sebenarnya ibu kita pun demikian, kangen ingin masakin untuk anaknya. Nah begitu juga dengan Allah. Bukan hanya kita yang rindu ingin curhat; tapi Allah pun rindu ingin dicurhatin sama hamba-Nya. Allah suka kalau kita melibatkan Allah dalam urusan-urusan kita.
FYI, setelah menikah dan menamatkan pendidikannya di Mesir, Ustadz ikut istri ke Bandung, dan jualan. Waktu itu belum jadi ustadz. Terus beliau didaulat oleh ibu-ibu majelis taklim di sekitarnya untuk ceramah. Tadinya Ustadz nolak-nolak,”Saya nggak bisa, Bu.” Tapi mereka maksa. “Masak sih nggak bisa, kan lulusan Mesir.” Ya udah akhirnya Ustadz mau. Awalnya bingung, gimana caranya. Coba-coba ngikutin gayanya Aa’ Gym, tapi nggak cocok, malah garing. Terus pernah juga nyoba niru gayanya Ustadz Zainuddin MZ. Nggak cocok juga. Akhirnya cari gaya yang cocok dengan dirinya sendiri. Syukurnya ketemu.
Jadi kalau kita merasa nggak mampu; dalam hal ini nggak bisa ceramah, mintalah sama Allah. Karena Allah Maha Bisa. ‘Alaa kulli syai in qodiir.
Mintalah supaya diberi gagasan, ide cemerlang, ilham.
Waktu haji di Mekkah, beliau pernah nolongin ibu-ibu yang kesasar. Pas ditanya alamatnya dan nama hotelnya, ibu itu sama sekali nggak tau. Akhirnya Ustadz berdoa supaya ditunjukkan jalan. Lagi jalan gitu, tiba-tiba ibu itu teriak,”Eh itu temen-temen saya, makasih yaa.” Alhamdulillah akhirnya ibu itu ketemu dengan rombongannya.
Terus Ustadz juga cerita waktu di Bandung, jualannya pernah rugi. Terus beliau dihibur sama istrinya.
“Tenang aja Bang, Allah akan ganti.”
Eh bener aja, setelah itu mereka malah bisa jalan-jalan ke Korea, Hongkong, Singapur. Alhamdulillah.
Ok, sekian dulu tausiah dari Ustadz Hanan Attaki.
Berikut kesimpulan yang bisa dipetik:
1. Allah mudah menggerakkan hati ribuan orang, apalagi seseorang
2. Sholat berdua lebih banyak pahalanya daripada sendirian
3. Allah bersedia dan betah mendengarkan curhat kita
4. Allah Maha Bisa. Jika kita tidak punya bakat, mintalah pada Allah
Top of Form
Bottom of Form