Serba-serbi Aromaterapi

Aromaterapi adalah terapi alternative yang didasarkan pada penggunaan bahan aromatik, termasuk minyak esensial, dan senyawa aroma lainnya, terapi ini diklaim mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis atau fisik. Aromaterapi biasanya ditawarkan sebagai terapi komplementer (bersamaan/pelengkap pengobatan medis) atau sebagai bentuk pengobatan alternatif (menggantikan pengobatan medis sepenuhnya).

Aromaterapi adalah penggunaan minyak atsiri yang terkonsentrasi, yang berasal dari tanaman dan bunga, untuk merawat kesehatan fisik dan psikologis. Metode ini telah dikenal sejak ribuan tahun lalu, terutama digunakan oleh masyarakat Mesir kuno, Tiongkok, dan India untuk memanfaatkan aroma harum dari tanaman.

Minyak aromaterapi berasal dari berbagai ekstrak tumbuhan, seperti bunga jeruk pahit, bunga mawar, melati, kenanga, lavender, chamomile, rosemary, mint, tea tree oil, jahe, lemon, kayu putih, sereh, cendana, kencur, dan kayu manis.

Aromaterapi bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan merangsang indra penciuman dan menargetkan sistem saraf, serta meningkatkan suasana hati.

Aroma minyak esensial akan merangsang sistem saraf di otak yang berperan dalam pengaturan emosi, sehingga dapat memperbaiki suasana hati. Tidak hanya itu, aromaterapi juga mampu memperbaiki detak jantung dan tekanan darah, serta melegakan pernapasan. 

Berbagai Cara Menggunakan Aromaterapi

Untuk mendapatkan manfaatnya, ada beberapa cara penggunaan aromaterapi yang bisa Anda pilih, antara lain:

1. Menghirup uap aromaterapi

Menghirup uap aromaterapi, khususnya minyak kayu putih, dapat meringankan gejala pilek dan hidung tersumbat.

Caranya, campurkan 3–7 tetes minyak aromaterapi ke dalam sebaskom air hangat lalu tundukkan kepala ke atas baskom dan tutup kepala dengan handuk. Hirup uap yang keluar dari air hangat tersebut selama 2 menit. Jika tidak ingin repot, Anda bisa menghirup cotton bud yang sudah diberi 1 tetes minyak kayu putih.

2. Menggunakan diffuser

Diffuser aromaterapi adalah alat yang digunakan untuk mengubah minyak aromaterapi menjadi uap dan menyebarkannya ke seluruh ruangan. Terdapat beragam jenis diffuser, baik diffuser dari keramik (tungku) dengan lilin atau diffuser yang memakai tenaga listrik.

Pastikan diffuser aromaterapi ini tidak digunakan dalam jangka waktu lama di rumah, terlebih jika salah satu penghuni rumah sedang hamil atau memiliki kondisi medis tertentu.

3. Berendam air hangat

Berendam dalam air hangat yang ditambahkan beberapa tetes minyak aromaterapi dapat meredakan stres. Anda bisa menggunakan minyak esensial lavender, bergamot, sereh, kenanga, lemon, atau jeruk.

Selain itu, Anda juga bisa menambahkan beberapa tetes minyak esensial ke waslap yang telah direndam air hangat lalu menggunakan waslap tersebut untuk membasuh tubuh dengan perlahan.

4. Memijat

Ketika memijat tubuh, Anda bisa mencampurkan minyak aromaterapi dengan minyak pijat. Selain membuat tubuh menjadi relaks, campuran minyak ini juga dapat mengurangi otot yang tegang atau nyeri. 

Namun, pada sebagian orang, minyak aromaterapi dapat menyebabkan alergi dan iritasi pada kulit. Jadi, hindari penggunaan minyak aromaterapi secara berlebihan dan pastikan minyak tersebut sudah diencerkan dengan minyak pembawa atau carrier oil, seperti minyak jojoba, minyak zaitun, atau minyak kelapa.

Perlu diingat, jangan mengoleskan minyak aromaterapi pada bagian kulit yang sedang luka atau pada jaringan kulit yang rusak.

5. Menggunakan produk perawatan tubuh

Ada berbagai produk perawatan tubuh, seperti losion atau scrub, yang mengandung minyak esensial. Beberapa minyak esensial juga diproduksi khusus untuk dioleskan langsung pada kulit guna mengharumkan tubuh dan meningkatkan relaksasi.

Manfaat Minyak Aromaterapi untuk Kesehatan Tubuh

1. Relaksasi

Manfaat aromaterapi paling utama yaitu membantu relaksasi. Beberapa jenisnya, termasuk chamomile dan lavender membantu memberikan efek menenangkan ketika Anda sedang merasa stres atau cemas berlebihan. Aroma yang dikeluarkan diyakini tak hanya memberikan efek relaksasi, tetapi juga dapat mengontrol sistem saraf simpatis.

Sistem saraf ini memiliki tanggung jawab untuk merespons perlawanan  terhadap stres dan semua gejala fisik yang muncul. Misalnya; jantung berdegup kencang dan tangan berkeringat berlebihan. 

2. Membuat tidur lebih berkualitas

Oleh karena manfaatnya sebagai relaksasi dan mengurangi stres serta kecemasan, minyak aromaterapi juga diyakini dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Seseorang yang memiliki kondisi seperti cemas, sindrom kaki gelisah, dan insomnia serta gatal pada malam hari, dapat memanfaatkan minyak aromaterapi untuk membuat tidur lebih nyenyak. 

Salah satu varian aromaterapi yang bisa dipakai adalah lavender. Gunakan bantuan diffuser setidaknya satu jam sebelum tidur sehingga uapnya terasa memenuhi kamar. Ini akan membuat Anda lebih cepat tidur dan lebih nyenyak. 

3. Obat gangguan pernapasan

Beberapa jenis minyak aromaterapi juga memiliki efek antiseptik yang bisa membantu membersihkan udara dari paparan jamur, kuman, dan bakteri. Mikroorganisme ini dipercaya berperan dalam masalah pernapasan, termasuk bersin, batuk, dan hidung tersumbat. 

Manfaatkan minyak pohon teh atau tea tree oil yang diyakini mempunyai manfaat dan sifat antimikroba dan antiseptik. Atau minyak eukaliptus yang dapat membantu melegakan saluran napas ketika Anda sedang terserang flu. 

4. Meredakan peradangan dan nyeri

Sementara itu, guna membantu meringankan rasa nyeri pada sendi, jaringan yang meradang, atau otot tegang, Anda bisa menggunakan minyak aromaterapi dari gabungan kunyit, jahe dan jeruk. Sementara itu, keluhan sakit kepala bisa dikurangi dengan menggunakan minyak aromaterapi yang mengandung aroma rosemary, spearmint, dan daun mint. 

5. Mengurangi mual

Selain itu, minyak aromaterapi yang memiliki kandungan daun mint, chamomile, jahe, lemon, eukaliptus, dan anggur bisa membantu meringankan gejala yang berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan. Misalnya mual, kram perut karena PMS, asam lambung, dan mual saat kehamilan. 

Minyak aromaterapi dari jahe dan kunyit memiliki sifat antioksidan yang dapat mengurangi erosi, nekrosis, dan perdarahan yang terjadi pada dinding lambung. Selanjutnya, hal ini akan secara drastis mengurangi rasa nyeri pada perut. 

Sejarah

Penggunaan minyak esensial untuk tujuan terapeutik, spiritual, higienis, dan ritual telah dijumpai sejak peradaban kuno di Tiongkok, India, Mesir, Yunani, dan Romawi, yang menggunakannya dalam kosmetik, parfum, dan obat-obatan. Minyak esensial digunakan untuk kesenangan estetika dan dalam industri kecantikan. Bahkan sering menjadi barang mewah dan alat pembayaran. Diyakini bahwa minyak esensial meningkatkan umur simpan anggur dan meningkatkan rasa makanan.

Minyak esensial dijelaskan oleh Dioscorides dalam bukunya, De Materia Medica yang ditulis pada abad pertama. Buku ini juga menjelaskan kepercayaan pada saat itu tentang sifat penyembuhan minyak esensial. Minyak atsiri sulingan telah digunakan sebagai obat sejak abad kesebelas, ketika Ibnu Sina mengisolasi minyak atsiri menggunakan distilasi uap.

Di era pengobatan modern, pengobatan ini pertama kali beredar di media cetak pada tahun 1937 dalam sebuah buku Prancis berjudul: Aromathérapie: Les Huiles Essentielles, Hormones Végétales yang ditulis René-Maurice Gattefossé, seorang ahli kimia. Sebuah versi bahasa Inggris diterbitkan pada tahun 1993. Pada tahun 1910, tangan Gattefossé mengalami luka bakar sangat parah dan dia kemudian mengklaim bahwa dia mengobatinya secara efektif dengan minyak lavender.

Seorang ahli bedah Prancis, Jean Valnet [fr], mempelopori penggunaan minyak esensial sebagai obat, yang ia gunakan sebagai antiseptik dalam perawatan tentara yang terluka selama Perang Dunia II

Referensi :

Wikipedia

https://www.watsons.co.id/id/blog/latest-trend-id/serba-serbi-minyak-aromaterapi-manfaat-dan-rekomendasinya

https://www.halodoc.com/artikel/tak-hanya-wangi-ini-5-manfaat-aromaterapi-bagi-kesehatan-tubuh?srsltid=AfmBOoq7pu_VBMbay-sv8XcRgS_T1Md6ZhgotMPj-YadtcAKJBIkQzD7

https://www.alodokter.com/cara-menggunakan-aromaterapi-demi-mendapatkan-manfaat-maksimal

Aktif menulis sejak bergabung dengan FLP Jepang tahun 2004. Penulis merupakan staf di Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) yang berlokasi di Cot Suruy, Aceh Besar